Revolusi AI: Apakah 80% Kode akan Ditulis oleh Teknologi seperti ChatGPT?

ilustrasi programmer

Salah satu isu yang semakin berkembang terkait dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) adalah potensi penggantian peran manusia dalam dunia pekerjaan.

Thomas Dohmke, CEO GitHub, telah mengungkapkan keyakinannya bahwa dalam waktu dekat, Copilot, sebuah alat berbasis AI, akan mampu menghasilkan hingga 80% dari kode pemrograman yang dibutuhkan.

Copilot adalah sebuah tool kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh GitHub, dengan kemampuan menghasilkan kode pemrograman seefisien ChatGPT dalam membuat puisi atau pantun. Di balik kecerdasan Copilot terdapat Codex, sebuah model bahasa besar yang dikembangkan oleh OpenAI, yang telah dilatih menggunakan berbagai kode pemrograman yang ada di internet.

Sebagai platform yang telah menjadi bagian penting dalam ekosistem pemrograman selama lima belas tahun terakhir, GitHub menjadi salah satu elemen utama kolaborasi pengembangan. Dengan akuisisi oleh Microsoft pada tahun 2018 senilai US$7,5 miliar, GitHub kini digunakan oleh lebih dari 100 juta pengembang di seluruh dunia untuk bekerja sama, melacak perubahan, dan menyimpan kode pemrograman mereka.

Namun, apakah profesi pengembang perangkat lunak akan tergantikan oleh kehadiran AI seperti ChatGPT?

Dalam era digital saat ini, terdapat triliunan baris kode dalam berbagai sistem. “Sebagai pengembang, kita harus dapat mengelola sistem yang besar dan kompleks ini, yang memecahkan masalah-masalah besar dan kompleks. Kemudian, kita harus mampu memecahnya menjadi bagian-bagian kecil yang lebih dapat diatasi,” ujar Thomas Dohmke, seperti yang dilaporkan oleh Freethink.com.

Menurut Dohmke, kemampuan pengembang dalam memahami sejauh mana mereka dapat memecah kode menjadi unit-unit kecil sebelum mengizinkan AI untuk mensintesisnya menjadi kode yang lebih besar tetap menjadi kunci. Dengan kata lain, pengembang masih memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kode yang dihasilkan oleh AI sesuai dengan tujuan awal pembuatan kode tersebut.

Alih-alih menggantikan peran pengembang, alat seperti Copilot, menurut pandangan Dohmke, akan memberikan lebih banyak waktu bagi pengembang untuk berfokus pada tugas-tugas yang memerlukan pemikiran kreatif.

Dalam kondisi saat ini, pengembang sering menghabiskan waktu mereka dua hingga empat jam per hari untuk menulis kode. Sisa waktu mereka digunakan untuk berbagai aktivitas seperti rapat dan pemeriksaan laporan kerusakan sistem.

Jika pengembang dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menulis kode, Copilot memiliki potensi untuk memberikan mereka lebih banyak waktu untuk meningkatkan kreativitas mereka. Walaupun gangguan seperti media sosial tetap ada, pengembang akan dapat memanfaatkan waktu mereka secara lebih efektif.

Dalam kata-kata Dohmke, “Tidak lama lagi, 80% kode akan ditulis oleh Copilot. Dan bukan berarti para developer akan digantikan (oleh AI). Artinya, para developer justru akan mempunyai lebih banyak waktu untuk 20% (kode) yang mereka tulis” seperti yang dikutip dari Freethink.com.